Tadi pagi hari seperti biasa, dalam perjalanan pergi ke kantor – yang memakan waktu sekitar 1 jam (tanpa macet), saya mendengarkan pembicaran di angkutan kota tentang, bagaimana enaknya hidup di negara lain yang lebih bagus segalanya dari Indonesia. Saya kemudian berpikir sendiri, apabila saat ini ada tawaran untuk menetap di negara lain yang super duper maju, bagus segalanya dari Indonesia, apakah saya akan menerima tawaran ini?
Ternyata jawaban saya, TIDAK, kalau lah saya harus pindah ke negara lain, setidak nya saya tidak harus menetap di sana, saya ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia, yang memakai ID dan /passport Indonesia kemanapun saya pergi (walaupun saya tau ID dan/ passport RI bukanlah jaminan seseorang mencintai Indonesia :))
Ada satu masa saya tinggal di negara yang menurut orang – orang dan memang kenyataanya adalah negara yang teratur, modern, bebas macet dll – pokoknya negara dimana sistem nya jauuuuuuuuhhhhhh lebih bagus daripada Indonesia. Sewaktu saya mendapat tawaran untuk mengganti kewarganegaraan – saya menolak mentah – mentah. Walaupun saat itu saya tau banyak yang menganggap saya bodoh karena menampik tawaran tersebut. Tapi terserahlah tanggapan orang, karena apapun yang terjadi saya tau saat itu, saya akan selalu kembali ke negara saya dan menutup mata di sana. (yup .. saya memang sering lebay 😀 )
Dibalik tingginya angka korupsi, kemacetan di ibukota yang semakin hari semakin sulit untuk diatasin, carut marut sistem pemerintahan dan segala keburukkan nya – saya ternyata merasakan lebih banyak yang saya cintai di negara tercinta saya ini. Di sini saya masih menemukan rasa kekeluargaan yang tinggi – sehingga hampir tidak ada anak – anak yang mau orang tuanya menghabiskan hidupnya kesepian sendirian di panti jompo, masih banyak nenek dan kakek yang mau dititipin cucu- cucu tercinta nya sehingga walaupun kedua orang tuanya bekerja, si anak tetap merasakan kasih sayang keluarga atau jika kedua orang tua yang bekerja belum bisa membayar baby sitter, setidaknya masih ada keluarga yang mau membantu menjaga anak mereka (walaupun saya tau kadang – kadang ini sudah hampir sulit saya temukan di kota – kota besar). Atau saya masih banyak melihat dimana adik/kakak yang membantu saudaranya yang sedang kesulitan, bahkan tidak jarang mereka mau dengan sukarela membiayai sekolah saudara – saudaranya apabila mereka mampu untuk itu.
Keindahan – keindahan alam Indonesia – yang tidak bisa dibandingkan dengan tempat – tempat lain di dunia ini, juga salah satu alasan cinta saya. Foto di atas adalah foto sunset di Gili Trawangan, Lombok menjadi salah satu bukti nya , saya kira saya beruntung sekali bisa menikmati keindahan seperti ini, dan lebih beruntung karena keindahan itu berada di Indonesia, negara saya tercinta.
Memiliki hanya dua musim, juga sesuatu yang luar biasa, kita tidak perlu repot repot dengan dingin nya musim salju, atau terlalu panasnya musim panas. Atau tidak harus menghadapi hari yang semakin pendek di musim dingin/salju dan atau hari yang terasa semakin panjang di musim panas (keuntungannya bagi Muslim – tentulah lamanya puasa akan selalu sama, tidak akan ada masa dimana lebih panjang atau lebih pendek). Tidak perlu penyesuaian atas ke empat musim tersebut.
Belum lagi buah – buahan yang beraneka ragam yang kalau lah kita berada di benua Eropa misalnya – jambu klutuk, salak, nenas, kelapa etc sulit untuk dijumpai, dan kalau lah ada pasti harganya mahal sekali. Apalagi dengan buah kesayangan saya durian – pasti lah tidak ada di US, Afrika atau Eropa. Atau sama seperti tadi, kalau lah ada pastilah harganya mahal sekali dan pastilah tidak bisa dimakan di depan publik karena wanginya yang sayangnya tidak banyak disenangi oleh Western people 😀
Bagi perempuan Indonesia yang sudah pernah merasakan tinggal di Eropa tentu juga tahu, bagaimana mahalnya potong rambut, manicure – pedicure, creambath, pijit. Selama di sana, potong rambut yang include cuci rambut (bukan creambath ya – cuman cuci rambut) itu mungkin hanya satu kali saya lakukan, karena harganya yang cukup menguras kantong. Belum lagi pijat – bagi saya yang satu bulan pasti minimal satu kali dipijat – tentulah menyiksa sekali melihat harga pijat yang selangit itu. Manicure dan pedicure???? Hadoh itu mah sepertinya kegiatan luxurius banget. Padahal di Indonesia, semua ini bisa saya lakukan setiap minggu atau dua minggu sekali tanpa harus menguras kantong saya cukup dalam. Karena banyaknya tempat dengan harga bervariasi yang bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan.
Wah saya kira sudah cukup banyak alasan (masih banyak lagi sih, tapi agak sulit saya menguraikan satu persatu) mengapa saya mencintai negara bernama Republik Indonesia ini, terutama alasan yang terakhir yang saya sebutkan 😀 Jadi seperti kata pepatah : daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan emas di negeri sendiri (teuteup saya enggak mau ada hujan batu di negeri saya)
Tenang mbak, saya juga cinta indonesia! Cinta lombok, cinta laut, hahahaha…
hahahaha …. sama dong yak 😀
yoi donk! tp udh lama gak backpackeran, kantongnya jebol, hahaha…
musti nabung ya 😀