Kemaren saya kembali menyadari satu hal – saya sering kali merasa orang lain bisa membaca pikiran saya, misalnya – saya biarkan mereka tidak menepati janjinya – terus bukannya saya mengingatkan tentang janji yang mereka ucapkan dan mengingatkan mereka agar tidak melakukan itu lagi dan memberitahu mereka apa yang saya rasakan ketika mereka mengingkari janji, saya malah membiarkan hal itu terjadi berulang ulang, akibatnya saya kemudian marah marah sendiri, emosi sendiri, bad mood sendiri.
Padahal kan kalau itu saya ucapkan tentu mereka bisa mengerti apa yang mengganjal di hati saya. Dan ada kemungkinan mereka juga tidak akan mengulang hal yang sama. Atau kalau lah mereka tidak berubah setelah saya bicarakan apa yang saya rasakan, setidaknya saya tidak lagi marah kepada diri saya sendiri, karena membiarkan hal hal itu terjadi kepada saya.
Atau ketika saya mengharapkan seseorang mengajak saya makan bersama di ulang tahun saya, bukannya saya mengatakan keinginan saya, saya malah…
View original post 476 more words