Kepada seluruh anggota FPI yang saya hormati,
surat terbuka ini adalah surat terbuka ke 2 saya kepada bapak bapak yang saya hormati yang saat ini menjadi anggota FPI.
Sekali lagi saya kembali merasa kecewa dengan tindakan anarkis yang dilakukan oleh bapak bapak yang terhormat sekalian, karena saya percaya sebagai umat muslim yang mencintai Allah swt, lebih indah rasanya menggunakan kelembutan dan tata krama dibandingkan menggunakan kekerasan, terutama kemudian melakukan tindakan itu dengan atas nama umat muslim tanpa bertanya terlebih dahulu apakan mereka juga mau diwakilkan oleh bapak bapak yang terhormat.
Saya percaya akan niat baik bapak bapak sekalian untuk mengajak umat muslim yang lain yang menurut bapak bapak tidak berada dalam jalan yang lurus, untuk kembali ke jalan yang lurus. Tetapi sayang nya justru tindakan anarkis seperti membuat banyak orang menjadi kembali berpkir apakah sekeras ini Islam, apakah Allah swt yang maha lembut itu memang menginginkan melakukan kekerasan? Selain itu kalau lah menurut bapak bapak yang terhormat adalah benar, haruskan bapak bapak melakukannya dengan menggunakan nama umat muslim? Tidak bisakah bapak bapak terhormat mengatasnamakan apapun yang bapak bapak lakukan atas nama diri sendiri?
Ketika bapak bapak berkata bahwa bapak tidak setuju dipimpin oleh Bapak Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dengan mengatas namakan umat muslim, saya sebagai pemegang ktp DKI dan jelas di ktp saya apa agama saya, merasa tidak pernah meminta bapak bapak untuk mengatas namakan saya menolak Bapak Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) sebagai pemimpin DKI Jakarta ini. Jadi tolong jangan mengatas namakan saya di sana. Tolong jangan melibatkan saya dalam ketidak setujuan bapak bapak yang terhormat. Dan tolong juga agar bapak bapak yang terhormat, menanyakan terlebih dulu kepada seluruh umat muslim pemegang KTP DKI, apakah mereka setuju dengan apa yang bapak bapak sampaikan, sebelum bapak bapak melakukan sesuatu dan mengatas namakan saya dan mereka semua.
Tidak pernah sekalipun dalam pikiran saya, merasa bapak Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) tidak bagus untuk memimpin Jakarta ini. Menurut saya beliau orang yang luar biasa hebat. Orang yang berani untuk menyatakan apa yang dipikirkan nya tanpa harus memakai nama orang lain, atau mengatas namakan agamanya. Orang yang berani menunjukkan dirinya ketika melakukan sesuatu dan berani bertanggungjawab tanpa harus bersembunyi atau memakai topeng atau membabi buta menggunakan kekerasan. Orang yang mencintai negaranya dan mau berdiri untuk orang lain yang tidak mampu. Dan saya sebagai warga negara Indonesia yang ber KTP DKI merasa beliau sampai saat ini masihlah sebagai orang yang tepat memimpin DKI Jakarta, terlebih sebelumnya memang beliau adalah Wagub DKI Jakarta, dimana sudah pasti ketika Gubernur nya tidak bisa bekerja, maka wakilnya lah yang akan menggantikannya.
Bapak bapak anggota FPI yang saya hormati – Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) adalah pemimpin DKI Jakarta ini, tetapi beliau hanyalah gubernur – diatas beliau masih ada seseorang yang bernama Presiden RI yang merupakan pemimpin tertnggi di negara ini. Jadi kalau lah asumsinya tidak ingin dipimpin oleh seorang yang bapak bapak katakan “kafir “- toh masih ada atasan nya Ahok. Dan beliau adalah Jokowi – Presiden RI. Jadi siapa bilang umat muslim Indonesia dipimpin oleh seorang yang bapak bapak katakan adalah “kafir” ?
Bapak bapak anggota FPI yang saya hormati, maka dengan ijinkanlah saya untuk menggunakan hak saya sebagai manusia, sebagai warga negara Indonesia pemegang KTP DKI untuk memilih sendiri apa yang ingin saya pilih, dan mohon jangan lagi mengatas namakan, atas apa yang bapak bapak ucapkan atau lakukan tanpa bertanya terlebih dahulu kepada saya, Terlebih lagi kalau yang dilakukan adalah tindakan anarkis yang menurut saya tidak sepantasnya dilakukan oleh orang orang yang saya anggap bisa memimpin saya.
Ijinkanlah saya dengan ini juga tidak memilih bapak bapak yang saya hormati untuk memimpin saya. Ijinkanlah saya untuk tidak menyetujui tindakan anarkis yang bapak bapak lakukan atas nama apapun. Karena pemimpin untuk saya adalah orang yang bisa saya tiru langkahnya, yang mencintai negara ini dengan amat sangat tanpa harus melihat apakah rakyatnya berbeda agama dari nya atau tidak serta yang mampu bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya tanpa mencari pembernaran dengan mengatasnamakan orang lain.
Salam Hormat
Kharina Dhewayani