Banyak mungkin teman teman saya yang tidak percaya kalau saya masih sering naik bis Metromini 75 yang rutenya blok M- Pasar Minggu – setidaknya kalau saya berangkat dari kantor ke rumah atau sebaliknya, Tidak cukup aneh menurut saya yang belum punya kendaraan sendiri. Apakah saya menikmatinya? Uhm … sebagai manusia biasa ya pastilah ada saat saat saya merasa deuuh – nih bis. Tapi 85% nya saya menikmati sekali waktu saya bersama si Metro Mini ini.
Terus kenapa saya menuliskan tentang Metro Mini khususnya no 75 ini, supaya teman teman saya yang saat ini belum pernah merasakan bagaimana rasanya naik bis di negeri sendiri – bisa mengetahui langsung, bagaimana sih rasanya naik bis tua ini. Atau teman teman saya yang sering mengeluhkan bagaimana baunya supir taxi – yang dinaiki, atau bagaimana menyebalkannya macet macet di mobil, atau motor nya bisa bersyukur atas karunia Nya karena masih diberikan rejeki oleh Nya – karena masih banyak orang orang di sana, yang tidak bisa merasakan kenyamanan kenyamanan tersebut tapi masih bisa tersenyum dan bersyukur dan berkata “Thanks God”.
Bagi saya banyak pengalaman yang saya dapat selama menaiki bis metro mini ini – misalnya jari jempol kanan saya yang saat ini tidak bisa berfungsi normal setelah robek terkena besi di pintu – akibatnya harus dijahit 6 jahitan. Kata kakak saya ini akibat kepelitan saya haahahhaahhaahahahaha. Iya juga sih mungkin. Naik bis nya cuman Rp 3000 tapi biaya jahit, dokter dll itu habis sekitar 1 jutaan (yang untungnya dibayar kantor) dan yang paling fatal sih, sampai saat ini, jempol ini tidak bisa berfungsi banyak 😀 Dan anehnya …. saya enggak kapok hahahahhahaahhaaa
Salah satu yang membuat saya salut adalah – terkadang bis ini tidak memakai kondektur, sehingga orang orang harus maju ke depan dan membayar langsung ke supirnya. Aneh nya saya itu hampir tidak pernah melihat orang orang yang tidak membayar – semua tertib membayar. Padahal kalau mau lari tidak bayar, bisa saja di lakukan, minta supir menghentikan bis sebentar dan kemudian tidak bayar. Saya cukup salut dengan kejujuran pengguna bis kota ini.
Kemudian saya juga belakangan sering banget melihat suami istri yang saling bekerjsama. Si istri menjadi kondektur nya dan suami yang mengendarai nya – malah saya pernah melihat yang membawa anak anaknya (anak anaknya duduk di depan sebelah bangku supir). Salut saya. Susah senang dirasakan bersama 😀 Kind of romantic, right? 😀
Yang paling menyebalkan tentu saja ketika tiba tiba ditengah jalan, penumpang di suruh pindah ke bis yang lain karena sang supir mau muter pulang atau karena penumpangnya terlalu sedikit. Hadeuh deh. Pertama, kalau bisa yang satunya tersebut tidak penuh maka akan aman, kalau tidak, berdesak desakkanlah seperti ikan pepes. Kedua siap siap saja di klakson in mobil atau motor karena sang supir akan menghentikan bis nya di tengah jalan yang kemudian tidak jarang memaki penumpang unyu unyu yang tidak bersalah seperti saya. Haahahhahaahhahaaha
Selain itu karena bis metro mini ini termasuk bis yang paling tua, maka musim hujan adalah saat saat paling horor untuk menaiki bis bis ini, karena tidak jarang atap bisnya bocor – sehingga naik bis juga akan kehujanan, basah, lepek. Malah lebih aman kalau jalan kaki karena bisa pake payung. Kan enggak lucu ya di bis pakai payung hahahahhaahahahaa.
Sama seperti bis yang lain, kondektur metro mini ini sering sekali mengatakan bahwa tidak ada bis karena macet – terutama pulang kerja. Maka walaupun sudah penuh, tetap saja orang orang masih mau masuk bis. Jangan dibayangkan bagaimana rasanya di dalam bis tersebut – seperti ikan panggang – panas seperti di oven. Parahnya kalau kita di tengah tengah nya, kita bahkan tidak bisa keluar dari bis, walaupun kita sudah berteriak teriak minta bis untuk berhenti. Orang orang di sekitar kita seolah tidak perduli dan tidak memberikan kita sedikit ruang untuk lewat. Tapi ya…. ruang apalagi yang bisa mereka berikan, wong mereka untuk memiringkan badan saja juga sudah sulit 😀
Kalau soal bangku bis … ehmmmm ….. justru bangku yang plastik itu lebih nyaman di bandingkan bangku dari kulit plastik yg tidak jarang sudah bolong bolong, dan kalau hujan air hujan merembes di spon kursinya – akibatnya – ketika diduduki rok atau celana kita akan basah 😀 PS: lebih nyaman bukan berarti nyaman yaaaaaaaa hahahhahahaahaa.
Yang paling seru kalau bis metro mini ini saling bersaing mengejar penumpang – siap siap ajah berdoa -karena nyawa serasa tidak ada harganya bagi pak supir dan jangan lupa menutup telinga karena mobil atau motor yang disalip tidak jarang akan memaki maki. Marah ke supir? Ya percuma – wong penumpang bagi mereka adalah orang yang menumpang dan membayar bukan raja ataupun ratu. Mau naik syukur, enggak ya sudah. :p
Tapi supir bis itu sebenarnya banyak yang care loh sama orang lain.
Buktinya kalau sedang menyalakan musik di bis nya terus ada pengamen, otomatis mereka akan menyetop musik dan membiarkan pengamen itu mengamen. Setelahnya mereka akan memasang musik lagi.
Trus tidak jarang saya melihat kalau mereka juga perduli sama anak anak supir yang lain. Mereka akan bertanya ayah atau ibu anak anak itu dimana? Anak anak itu mau kemana dan tidak jarang saya melihat mereka memberikan uang kepada anak anak tersebut. Tidak besar memang paling beberapa 500 koin, tapi bukan nilainya, hanya perhatian mereka terhadap anak anak itu. Dan itu juga menurut saya ketika mereka memberikan uang tersebut harganya sebesar ongkos satu anak sekolah. Hayooooo berapa dari kita yang masih mau perduli dengan anak anak teman kita? Anak anak tetangga kita? Berapa dari kita mau memberikan dari yang sedikit kita punya? Malah tidak jarang kita mengeluh dengan apa yang kita punya.
Penumpang bis nya sendiri beragam, yang paling saya sering lihat beberapa tahun belakangan ini kalau pagi atau malam malah lebih banyak perempuan perempuan yang pergi atau pulang kerja. Apakah ini berarti lebih banyak perempuan yang bekerja dari pada laki laki? Atau kah memang laki laki berangkatnya lebih pagi lagi atau lebih siangan dan pulangnya lebih malam atau lebih sorean? Entahlah.
Tapi berbeda dengan jaman saya kecil dulu, banyak anak anak sekolah atau anak anak muda yang akan memberikan kursinya kepada orang tua atau ibu ibu hamil. Ini banyak sekali anak anak sekolah atau anak anak muda yang tidak perduli sama sekali. Cuek, seolah olah tidak melihat. Mungkin jaman sudah berubah. Entahlah. Hanya saya merasa untuk bagian ini, saya lebih memilih ajaran guru guru saya. Memberikan hati kepada orang orang tua dan ibu hamil atau orang orang yang membutuhkannya.
Pengamen nya? Nah – kalau pengamen yang suaranya bagus bagus itu biasanya langsung bernyanyi. Kalau pengamen pengamen yang sudah lah bau banget (mungkin tidak mandi beberapa hari) – suaranya hancur sehancur nya (bikin telinga sakit) – lagunya juga pasti tentang menentang dunia yang semakin materialistis atau pemerintah yang korup dan tidak mau perduli dengan mereka dan mereka perlu dengan kebebasa – dan yang menjengkelkan kata kata pembuka nya yang hampir sama semua “Tolong hargai suara kami, 1000 atau 2000 rupiah tidak ada harganya buat anda. Tapi tolong hargai suara kami. Ini lebih baik daripada kami merampok”
Apalagi ya? Oh terkadang ugal ugalan nya bis metro mini ini menolong banget, ketika jalanan lagi macet macetnya. Karena mereka akan mencari alternatif alternatif jalan yang lenggang, termasuk busway. Lumayan lah, saya bisa tidak ikut merasakan macet walaupun bayarannya jantung saya harus sport saking takutnya. Hahahahahahaa
Moga moga yang ini tidak dibaca pak polisi ya 😀
Jadi begitulah gambaran suasana metro mini 75 – uhm saya tidak bisa memberikan gambaran bis yang lain, mungkin lebih baik, atau malah lebih parah. Yang pasti saya yakin selama kita menikmati apapun itu (mau naik bis, naik taksi, naik mobil, naik ojek), pasti banyak yang bisa kita pelajari dan syukurin.
Salam