Dua hari ini saya lagi senang – senang nya mendengarkan lagu “Indonesia Jaya” (saya baru tau kalau lagu ini ciptaan Harvey Malaiholo 🙂 ), musik yang bagus dan lirik yang bagus dan menurut saya sesuai banget menjelang hari kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus ini.
Lirik nya kira – kira begini ;
Hari-hari,terus berlalu, tiada pernah berhenti
S’ribu rintang jalan berliku, bukanlah suatu penghalang
Hadapilah segala tantangan, mohon petunjuk yang kuasa,
ciptakanlah kerukunan bangsa,
kobarkanlah, dalam dada, semangat jiwa Pancasila …
Setelah melewati hari – hari berat setelah Pemilu, dimana pada saat itu hari – hari terasa berat karena hampir terjadi perpecahan (atau malah masih ada perpecahan) diantara rakyat Indonesia, karena perbedaan, buat saya, lagu ini seakan – akan mengingatkan kembali tentang kerukunan bangsa, tentang nilai – nilai Pancasila yang hampir terlupa. Atau sudah bahkan sudah terlupa?
Pilpres tahun 2019, membuktikan betapa rentannya bangsa ini terhadap perpecahan karena perbedaan. Bhineka Tunggal Ika yang pernah digadang – gadang menjadi simbol berbeda – beda tapi tetap bersatu, ternyata tidak lagi bisa menjadi simbol kuat yang bisa menyatukan perbedaan. Bahkan nilai – nilai Pancasila, terutama sila ke – 3 (Persatuan Indonesia), seolah – olah dilupakan tidak hanya oleh masyarakat umum tapi juga oleh pejabat – pejabat/ calon pejabat – pejabat bahkan oleh putra – putri terbaik bangsa ini.
Dalam sejarah panjang nya, Indonesia adalah negara yang memang lahir dari perbedaan. Indonesia tidak lahir dari satu suku, tidak lahir dari satu agama, tidak lahir dari satu bahasa. Indonesia adalah negara terunik yang memang menggunakan perbedaan sebagai kekuatan.
Sejarah panjang 74 tahun semustinya sudah menjadi kan bangsa Indonesia menjadi, bangsa yang dewasa dengan keberagamaannya, sudah menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang bijaksana dengan kebineka tunggal Ika annya.
Selain itu perpecahan yang terjadi pada saat pilpres 2019, menunjukkan bahwa perkataan presiden RI I Ir. Soekarno tentang beratnya hidup di jaman ini, terbukti . Karena yang menjadi musuh kita sebenarnya adalah bangsa kita sendiri, secara nyata terbukti. Dan bukan tidak mungkin, kalau ini dibiarkan, suatu saat nanti, kehancuran bangsa ini dimulai dari perpecahan yang terjadi sesama rakyat Indonesia.
Karenanya, mungkin Hari Kemerdekaan ke 74 RI, adalah saat nya kita merenungkan lagi tentang arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Tentang arti perjuangan dari pahlawan – pahlawan bangsa, tentang arti negara kita, tentang tujuan hidup kita sebagai bagian dari bangsa besar ini.
Mungkin juga ini saat yang tepat untuk kita kembali mengobarkan semangat Pancasila dalam hati kita, kembali menyalakan semangat kerukunan hidup sesama bangsa Indonesia, yang menghargai perbedaan, kembali duduk bersama dalam kedamaian untuk memikirkan apa yang terbaik yang dapat diberikan kepada bangsa ini, kembali menyatukan perbedaan – perbedaan yang ada menjadi satu kesatuan yang kokoh untuk membangun bangsa ini. Mungkin seperti yang tertuang dalam lirik akhir dari lagu “Indonesia Jaya”:
berpegangan tangan, satu dalam cinta
demi masa depan, Indonesia Jaya.
……….
Salam kemerdekaan.