Ini yang ada dalam pikiran gue kalau endengar kata perpustakaan (di Indonesia tentunya)
– buku buku yang jadul dan hampir kadaluarsa
– lokasi nya biasanya di sekolah – sekolah atau kampus
– debu.
Pokoknya perpustakaan itu bukan lah suatu tempat yang bisa diandalkan untuk mencari buku – buku yang kita perlukan. Biasanya sih orang – orang akan ke toko buku atau mencari buku bekas atau mencari buku bajakkan atau minjem buku teman yang kemudian di foto kopi atau malah yang kemudian di hak milikkan (red: tidak dikembalikan lagi).
Buku kemudian menjadi sebuah pilihan yang mahal karena harganya yang sering tidak terjangkau. Dan akibat akhir, kayaknya lebih baik uang buku dibelikan sesuatu yang lebih bisa digunakan dan keinginanan membaca kemudian terkikis dengan sendirinya. Jadi enggak salah deh budaya membaca di Indonesia itu kurang sekali.
Beberapa tahun lampau gue pernah tinggal di suatu negara di Eropa. Terus terang perpustakaan menjadi tempat gue mencari ilmu. Bayangin dengan hanya membayar 10 Euro/ tahun (red: utk ukuran Eropa ini cukup murah, jangan dikalkulasikan dengan kurs mata uang Indonesia), yang kira 2x berarti 83 cent Euro per bulan, gue bisa meminjam buku – buku yang masih up to date, sebanyak yang gue mau !!!!!!!!!!!
Untuk buku yang new release, kita harus membayar 1 Euro per buku. Dengan jangka waktu peminjaman tetap sama dengan peminjaman buku biasa (2 minggu).
Perpustakaan itu menjadi surga buat gue. Apalagi ditambah dengan ruangan yang cukup nyaman untuk bisa membaca ditempat. Oh iya, selain buku, juga ada cd atau kaset yang bisa kita pinjam di sana.
Sampai sekarang gue memimpikan Indonesia punya perpustakaan seperti itu. Sayangnya gue sendiri belum punya cukup uang untuk bisa mendanai pembuatan perpustakaan yang nyaman seperti ini. Wish my dreams will come true 🙂