Kalau ditanya, apa yang sama antara Luna Maya dan Prita? Yg pasti bukan wajah, bukan pula profesi, bukan pula hobby ……. dan bukan juga karena mereka berdua selebritis Indonesia 🙂 Tapi mereka disatu padukan oleh hal yang sama terjerat dalam UU ITE.
Prita kemudian menjadi seperti like zero to hero, seorang perempuan biasa yang menumpahkan uneg 2xnya tentang kekecewaanya terhadap salah satu pelayanan di rumah sakit swasta di Indonesia melalui email, dan kemudian karena email ini lah beliau dituntut dan dimasukkan kepenjara, dianggap pencemaran nama baik. Efeknya? Jutaan penduduk Indonesia dengan antusiasnya mendukung Prita terutama ketika vonis bersalah dan harus membayar uang ganti rugi sebesar Rp 204 juta. Begitu antusiasnya rakyat Indonesia ingin membantu Prita dengan kegiatan bernama “koin to Prita”, (yg saat ini kalau gue tidak salah udah terkumpul lebih dari IDR 800 juta rupiah), seantusias media masa untuk mewawancara ibu dari dua orang anak ini. Malah di face book gue baca, sudah ada satu PH yang meminta beliau untuk mengijinkan agar kisahnya dapat di sinetronkan atau difilmkan ^_^
Sedangkan Luna Maya? Artis satu ini menjadi like hero to zero. Artis cantik ini kemudian dianggap menghina pers (tepatnya wartawan infotaiment) karena di blog pribadinya menuliskan kata2x penghinaan terhadap profesi wartawan Infotaiment. Akibatnya berjuta orang menjadi antipati terhadap beliau. Luna Maya kemudian dianggap artis yang arogan. Dan yang lebih hebat lagi, kasus ini sudah juga dilaporkan oleh persatuan wartawan (?) ke kejaksaan. Dan terancamlah Luna sang artis cantik, akan dihukum karena tulisannya tersebut.
Sebenarnya menurut gue , kasus ke duanya hampir sama. Ke duanya sama 2x mencurahkan isi hatinya lewat dunia maya. Terlepas apakah dan bagaimanakah konten ‘pencurahan isi hati’ tersebut. Yang jadi masalah, kenapa hasil akhir nya menjadi bertolak belakang 180 derajad?
Prita menjadi semacam ‘hero’, dianggap sebagai guru pembebasan untuk berbicara didepan publik, sedangkan Luna Maya kemudian menjadi zero, dianggap sebagai sikap arogansi artis terhadap pers.
Uhm……
Kemudian gue berpikir dan berpikir dan berpikir …………
Kalau suatu saat ada kasus seperti ini kembali, apakah akhirnya akan hero atau zero? Atau zero dan hero nya itu tergantung pada siapa manusia nya, bagaimana kemampuanya menarik perhatian publik utk bersimpati padanya, bukan pada apakah dia sebenarnya bersalah atau tidak.
Ada ada orang yang bisa menjelaskan kepada gue?