Sewaktu kecil saya selalu belajar mengenal Tuhan melalui hukuman – hukuman yang dijatuhkan oleh Nya apabila saya tidak melakukan kehendak2x Nya, setidaknya apabila saya melakukan ‘kejahatan – kejahatan’ kecil yang biasa nya kerap dilakukan anak – anak kecil ^_^
Tidak puasa berarti masuk neraka, berkata bohong berarti masuk neraka, tidak sembahyang berarti masuk neraka, melawan orang tua berarti masuk neraka. Pokoknya segalanya tentang neraka.
Dan penggambaran atas neraka itu? Masya Allah …. panas, dipanggang, dipotong – potong etc. Pokoknya segala bentuk penyiksaan yang kejam ada di sana.
Jadi segala – galanya yang saya lakukan atas nama Tuhan, hanya karena saya takut akan Beliau. Bukan karena saya ingin melakukan agar lebih dekat dengan Nya.
Sembahyang 5 kali, ya karena takut, puasa 30 hari juga karena takut. Hafal doa2x semalam suntuk juga karena takut. Falsafah, kaedah dan maknanya saya sama sekali tidak tau. Bahkan segala macam doa yang saya hafal luar kepala juga karena saya takut (takut masuk neraka). Semua menjadi kewajiban semu buat saya yang kadang2x buat saya merasa jengah. Bisa dibayangkan kalau kita melakukan sesuatu hanya karena “terpaksa”.
Yang lebih parah adalah tentang metoda ‘pembalasan jasa’ atas sesuatu yang saya lakukan terhadap Tuhan, misalnya kalau saya puasa 3o hari berarti saya dapat sejumlah pahala, kalau saya sembahyang di mesjid di bulan puasa berarti saya mendapat sejumlah pahala.
Kemudian ketika saya mulai beranjak dewasa, saya mulai berpikir apakah Tuhan sekejam itu? Apakah memang kerjaannya Tuhan itu cuman menakut – nakutin manusia ? Kok kayaknya Tuhan kurang kerjaan ya?
Terus apa sebegitunya kita harus disogok2x sejumlah pahala agar mau melakukan sesuatu perbuatan untuk menyenangkan hati Tuhan? Uh …… !!!!!!!!!
Trus di dalam perjalanan saya, ketika saya tertimpa banyak masalah, ketika saya mulai beranjak dewasa, ketika saya mulai berani untuk menyatakan segala pertanyaan – pertanyaan saya secara gamblang, tanpa harus di’takut2x in” , tanpa harus mendengar tentang segala bentuk ‘kekerasan’ yang ada dalam neraka, saya mulai berpikir tentang ada yang salah dalam metoda pengajaran banyak orang2x tua terhadap Tuhan. Ada yang salah dalam pengajaran tentang metoda balas jasa atas perbuatan baik yang kita lakukan atas nama Tuhan.
Semustinya, yang kita ajarkan kepada anak – anak adalah bahasa cinta tentang Tuhan. Bagaimana Tuhan mencintai kita dan bagaimana sayangnya Beliau kepada kita. Bukan neraka bukan juga surga
Jadi ketika kita belajar tentang Tuhan, yang kita tau adalah kita mencintai Dia, dan sebagai seseorang yang mencintai sesuatu, tentu dong kita tidak mau melakukan sesuatu yang menyakiti Yang kita cintai, tentu juga kita akan mau melakukan segala keinginanNya walaupun tidak ada balas jasa di sana. Tuhan itu bukanlah untuk ditakutin, justru karena kita berasal dari Beliau, Beliau tau kok apa yang ada dalam hati kita. Jadi percuma aja sembahyang kalu enggak ikhlas, percuma aja melakukan hal2x yang baik kalu cuman untuk masuk surga.
Di status teman2x saya di Facebook, saya juga sering membaca soal hukuman2x ini atau metode “balas jasa” ini sekali lagi atas nama Tuhan.
Saya mengerti sekali ada hadis yang mengatakan “sampaikanlah walau hanya satu ayat”, tapi apa tidak lebih baik kalau kita mengajak orang lain untuk memakai bahasa cinta dalam mengenal Tuhan?
Mencintai Tuhan dengan melakukan apa yang diinginkan Nya dan menjauhi yang dilarang oleh Nya, sepertinya lebih indah daripada sekedar melakukan apa yang diinginkan Nya agar bisa masuk Surga dan menjauhi apa yang dilarang oleh Nya hanya sekedar agar tidak masuk Neraka.
Tuhan bukanlah Sesuatu yang sangat Kejam, Beliau penuh cinta (walaupun kadang 2x joke2x yang dibuat oleh Beliau sulit untuk di mengerti) . Dan Tuhan bukanlah Pedagang yang penuh perhitungan, yang mempunyai takaran2x pahala atas setiap perbuatan yang kita lakukan sesuai dengan keinginanNya.
Tuhan juga tidak pernah menyuruh manusia atas namaNya untuk membunuh manusia lain. Dan Tuhan juga tidak pernah memaksa manusia untuk melakukan sesuatu.
Salam
Pingback: dimana Kamu? « Between Me n Myself