Anggito Abimanyu adalah nama yang baru saya dengar dari TV dan Media Masa lainnya adalah Kepala Badan Kebijakkan Fiskal yang mengundurkan diri karena merasa harga diri profesional nya terusik karena jabatan sebagai wakil menteri keuangan yang sedianya akan diberikan kepadanya beberapa bulan lalu diserahkan kepada orang lain.
Dan tindakan yang beliau ambil menurut saya adalah satu tindakan berani yang di jaman sekarang di negara yang saya cintai ini, sulit mencari pejabat yang mau dengan suka rela mengundurkan diri karena merasa harga diri nya terusik . Apalagi kalau orang tersebut sudah menduduki jabatan yang cukup tinggi, dan sewaktu memutuskan untuk mengundurkan diri, beliau belum mempunyai pilihan pekerjaan lainnya.
Sehingga tidak jarang, sering sekali terlihat diantara pejabat – pejabat di negara saya yang belakangan ini semakin cenderung tidak memikirkan masyarakatnya, apabila menerima keputusan atasan yang menjatuhkan harga diri baik (profesional), tetap diterima dengan selegowo – legowonya. Yang penting masih tetap menjadi pejabat dengan segala kenyamanan dan fasilitasnya.
Saya juga memaklumi pilihan atas pengunduran diri dengan alasan harga diri profesional memang akan sulit dilakukan ketika seseorang mempunyai tanggungjawab keluarga yang besar yang harus ditanggungnya (Walaupun kemudian ketika jiwa spritual saya sedang tinggi – tingginya memenuhi ruang batin saya, saya kembali bertanya, bukankah ada sesuatu kekuatan besar yang tidak mengenal kata “tidak mungkin / impossible” yang bernama ; TUHAN ? )
Sebenarnya juga bukan hanya pejabat saja, tidak jarang diantara teman – teman saya (yang bukan pejabat – pejabat teras tetapi memiliki jabatan yang cukup keren di tempat kerja yang juga cukup membuat banyak orang iri) yang mengeluhkan atasannya yang sering melakukan tindakan – tindakan yang mereka anggap menjatuhkan harga diri (profesional) mereka. Tapi teuteup, keluhan hanya sebatas keluhan, tanpa ada penyelesaiannya. Keluhan hanya keluhan tanpa ada keberanian untuk melakukan suatu tindakan nyata dan tanpa ada cukup keyakinan juga kepada Tuhan, bahwa Dia akan selalu membantu umat Nya.
Jadi lah kemudian “ harga diri” menjadi barang yang selalu ingin dimiliki tapi terpaksa sering digadaikan bahkan dijual, hanya agar tetap mempunyai jabatan yang bisa dibanggakan atau pekerjaan dengan gaji yang menggiurkan.
Buat saya, apa yang dilakukan Anggito Abimanyu menjadi pembelajaran besar tentang arti harga diri (professional). Dan menjadi jeweran indah bagi diri saya untuk mengingatkan kembali, bahwa masih ada di negara republik tercinta ini, orang – orang (red: pejabat- pejabat) yang tidak mau membiarkan harga diri (profesional)nya diinjak – injak hanya karena jabatannya.
Tapi hidup adalah pilihan . Dan setiap pilihan yang dibuat dan diyakini benar oleh yang melakukan dan menjalaninya tetaplah harus dihargai, walaupun salah menurut sudut pandang kita sebagai pihak luar (yang terkadang sering merasa lebih tau apa yang terbaik ^_^) .
Salam