Homophobia

IDAHO  Bermula dari BBM teman saya yang memberikan saya link tentang gambar ini. Kemudian saya berpikir, uhm …. sebenarnya kenapa sih harus phobia dengan mereka yang orientasi seksualnya berbeda (red: saya tidak mau membahas ini dari sisi agama). Apa yang harus ditakutin? Apakah takut kalau bergaul dengan kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) kita akan seperti mereka? Kalau ini mah … berarti kitanya ajah yang memang sebenarnya sudah punya orientasi yang sama sebelumnya yang tidak kita akui. Atau karena takut kalau kita bergaul dengan “pendosa” kita juga akan menjadi  ‘pendosa’. Uhm  ya ini mah kan tergantung keimanan seseorang. Jadi saya benar – benar gagal paham dengan orang orang yang Homophobia. Maafkan saya untuk ini.

Ketika menulis ini juga saya merasa, jangan – jangan kalau tulisan saya ini dibaca banyak orang menyangka saya juga termasuk  member of LGBT ini dan kemudian saya akan bakal dicibir dan dicemooh.  Trus saya mikir lagi, kenapa juga saya harus memikirkan tentang ini?  Toh mereka suka atau tidak suka sama saya, kan hak mereka, dan itu tidak akan pernah buat saya mati.  Siapa tau justru tulisan saya membuat mereka berubah pikiran, tidak lagi menjadi Homophobia.

Prinsip saya ketika saya berteman dengan seseorang, saya tidak perduli dengan latar belakang, tidak perduli dengan agama, suku, ras, orientasi seksual,bibit, bebet, bobot, tidak perduli kerjanya apa, apalagi jabatannya, sepanjang orang tersebut baik dan menghormati saya sebagaimana adanya saya, sepanjang itu juga saya akan berteman dengan nya.

Saya tidak membenarkan jalan yang dipilih oleh kaum LGBT dan saya juga tidak akan menyalahkan mereka. Itu bukan ranah saya. Apa hak saya?  Mencampuri urusan kaum LGBT itu bagi saya sama saja seperti saya mau juga dicampuri urusan orientasi seksual saya, dan itu bagi saya terlalu private 😀  Kenapa enggak kita juga enggak bicarain tentang orang – orang yang ber sadomasochist, atau orang- orang yang punya istri sampe lebih dari 3 (siapa tau hyper) dll? Mereka ini kan juga sama, punya orientasi seksual yang “menyalah” menurut saya.

Selain itu mana yang lebih parah sebenarnya, kaum LGBT atau orang – orang yang mengatas namakan agama dan mengajarkan kekerasan dan menciptakan teroris yang rela membunuh orang yang tidak bersalah? Kenapa tidak phobia dengan mereka?  Kenapa kita lebih menerima mereka? Atau kenapa kita tidak phobia dengan orang – orang seperti Eyang yang menjual dunia mistik dan mengajarkan kita menduakan Tuhan?

Atau bagaimana dengan ayah yang memperkosa anak nya sendiri, kakek yang mencabuli cucunya? Apakah mereka mereka ini lebih baik dari pada kaum LGBT?

Yang paling mencengangkan dari Homophobia ini adalah ketika ada foto – foto yang sopan, tapi yang berfoto adalah dua orang dewasa sejenis dengan anak – anak, terus ini langsung di cap adalah hasil kreasi kaum LGBT yang mensosialisasikan keluarga dengan orang tua sejenis.  Duuuuuh ….

Mungkin imajinasi mereka – mereka yang homophobia ini terlalu tinggi, jadi gambar seperti itu sudah digambarkan gambar keluarga LGBT.  Sehingga, foto – foto tentang dua orang yang sejenis sudah dianggap pasangan homo/lesbi.  Padahal orang – orang tua pernah bilang :”jangan pernah membenci sesuatu terlalu dalam, nanti bisa – bisa jadi suka”. Apalagi kemudian sering di imajinasikan, wahhhhhhh …. bisa – bisa next time dari homophobia menjadi homo 😀

Saya juga enggak mengerti dengan ide membenci kaum LGBT, kenapa harus dimusuhi? Toh mereka sama seperti kita, cuman beda orientasi ajah. Dan lagi mereka juga enggak menghasut kita untuk ikut ke jalan nya, kalau mereka hasut juga, selama kita nya enggak berminat, ya enggak akan terhasut juga. Jadi, kenapa juga harus membenci mereka? Sekali lagi saya gagal paham.

Jadi …. disamping harus bersibuk – sibuk membenci sesuatu yang tidak menyakiti atau melukai kita atau keluarga kita, kenapa tidak berdamai saja? Pilihan hidup mereka bukan alasan kita untuk menjadikan mereka musuh kita.

Salam

Kharina

 

About kharinadhewayani

I am just an ordinary woman who wants to share her mind and her dreams to the world.
This entry was posted in kasus, masyakat, perempuan, pria, Tuhan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s