Saya senang sekali dengan gebrakkan gebrakkan yang dibawakan oleh pemerintah yang baru. Cukup memberi warna yang baru, sekaligus sering membuat penasaran, besok apalagi ya, besok ceritanya yang mana lagi ya?
Tapi kemudian ada yang miris ketika membaca apa yang harus dilakukan oleh PNS sehubungan dengan pengetatan anggaran. Teman teman saya yang bukan PNS banyak yang menganggap ini suatu yang luar biasa bijaksana. Dan teman teman saya yang masih PNS —- tentu saja mengganggap ini hal yang paling miris.
Saya sendiri?
Uhm ….. saya akan menempatkan diri pada PNS – kebijakkan anggaran berbasis kinerja juga harus diperhatikan, yang berarti – kinerja mereka di ukur dari kemampuan menghabiskan anggaran. Bukan kemampuan mereka menghemat anggaran. Walaupun bisa menghemat sekian rupiah …. tapi mereka tidak akan dianggap bagus kerjanya. Jadi? Jangan salahkan mereka yang pada akhir tahun biasanya bersiap siap menghabiskan anggaran yang ada agar kinerja mereka dianggap bagus. Trus apakah karena ini mereka yang salah? Menurut saya sistem yang berperan besar disini. Saya jika dalam posisi mereka, pastilah juga akan berusaha menghabiskan anggaran sebesar yang saya mampu, karena saya juga ingin dianggap kinerja saya bagus. Wajar kan?
Kemudian tentang hanya makan singkong rebus …. uhm …. tanpa adanya peraturan ini, saya tau banget banyak teman teman saya yang pns senang dengan singkong rebus. Atau seperti naik pesawat …. beberapa teman saya yang bukan pns, malah tidak mau berangkat tugas kalau pesawatnya bukan Garuda. Jadi? Sama saja deh. Semua ingin kenyamanan. Mustinya dibuat saja batasan batasan harga pesawat yang boleh, batasan batasan harga hotel yang boleh, dll. Dibuat detail. Dan kadang kadaang harga tiket Garuda dan yang lain sama kok. Jadi apa salahnya juga? Saya mengerti banget bagaimana mereka berhemat, saya tau banget bagaimana sederhana hidup mereka. Mereka sama seperti saya, seperti pegawai swasta yang lain, yang mencintai pekerjaannya yang tidak memikirkan macem macem, hanya berpikiran menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik dan memberikan yang terbaik untuk kantornya, untuk negaranya.
Menurut saya, mungkin banyak pns yang tidak bagus kinerjanya, tapi saya yakin masih lebih banyak yang bagus kinerjanya. Saya kenal banyak teman teman saya yang seperti itu. Yang bekerja di pelosok daerah sana, yang biaya hidupnya jauh lebih besar dari di Jakarta (semakin jelek infrastruktur transportasi – semakin mahal biaya makanan karena ongkos transportasi untuk membawa sayur etc juga besar, atau juga apabila daerah nya adalah daerah kaya minyak – maka biaya hidup disekitarnya juga otomatis akan tinggi, dll), tapi gaji dan tunjangan nya sama dengan yang lain, sementara mereka juga harus menyimpan uang untuk ongkos tiket pp ke rumah keluarganya yg tinggal nya terpisah jauh. Ongkos tiketnya – uhm bukan satu atau 2 juta (padahal di beberapa kantor swasta, kembali ke daerah asal malah dibayarkan kantor ) Dan yang mereka terima adalah kutukan kita, karena kinerja mereka dianggap selalu tidak memuaskan, mereka kita anggap juga termasuk pns yang semenamena menghamburkan uang negara. Padahal kita sendiri tidak pernah mau melihat bagaimana mereka bekerja.
Saya sih hanya memikirkan yang paling mudah, kalau kita bekerja… kita semua pingin punya gaji yang besar, fasilitas yang bagus, tempat bekerja yang nyaman. Sama seperti PNS. Enggak salah juga kalau mereka mendapatkan fasilitas seperti pegawai swasta. Percaya deh, kalau kita di posisi mereka, kita juga menginginkan hal yang sama kok. PNS kan juga manusia.
Yang harus dicermati bukan lah fasilitas fasilitas itu, tapi bagaimana kinerja mereka. Bagaimana pelayanan mereka. Bagaimana sistem yang ada, apakah sistem itu yang membuat pns tersebut berbuat kesalahan?
Selalu memposisikan mereka salah, selalu memposisikan mereka tidak bekerja dengan benar, selalu menganggap mereka tidak punya hati, atau paling sadis mereka pasti lah korupsi, saya kira tidak lah adil.
Sebagai pegawai,mereka sama haknya dengan kita yang juga bekerja sebagai pegawai. Bedanya kewajiban kita pertanggungjawabannya ke perusahaan, pemegang saham. Mereka kepada institusinya, kepada rakyat Indoensia. Jadi sudahlah hentikan juga selalu menyudutkan mereka atau menjadikan mereka bulan bulanan. Mari kita berpikiran positif, saling bahu membahu menjadikan negara kita lebih baik.
Atau kalau kita merasa kita lebih baik dari mereka, mengapa tidak mencoba melamar menjadi PNS juga? 😀
Begitu baca kalimat ini ‘sementara mereka juga harus menyimpan uang untuk ongkos tiket pp ke rumah keluarganya yg tinggal nya terpisah’ keingat dulu ketika penempatan pertama yang gaji masih 80 persen jadi mikir kalo mau pulang ngumpulin berapa bulan gaji dan benar tahun pertama natal ga bisa pulang dan ngumpul sama keluarga, sedih rasanya. Mungkin yang diliat di kota, kalo yang didaerah gimana mau hidup mewah, apa2 jarang di desa. Makasih buat Kharina atas tulisannya, seperti ungkapan hati yang akhirnya terungkap ketika membaca tulisan ini.
Sami sami
betul sekali bu. saya PNS yang kerja bener2 melayani UKM dengan mengadakan pelatihan, workshop, konsultasi, supaya mereka berkembang. gaji tidak seberapa/tidak sesuai dengan apa yang saya kerjakan. kalo saya melakukan pelatihan diluar kantor sekali saja (bukan tugas kantor), pendapatan saya sudah lebih besar dari gaji kantor sebulan. sedangkan dalam sebulan di kantor saya memberi pelatihan berkali kali secara gratis kepada UKM, hanya dibayar gaji bulanan yang tidak seberapa. itupun masih banyak yang menghina profesi kami. akhirnya sekarang saya memilih resign saja dari PNS
Iya memang jadinya banyak orang orang yg berkualitas keluar dari pns.
Sy seorang PNS. Spt itulah yg kami (saya) alami. PNS dibenci tp dicinta. PNS dianggap sbg pendosa tp org rame2 pingin masuk korps “pendosa” itu. Statement terakhir kerap sy utarakan jk mnghadapi kritik, khususnya yg didasari oleh motif2 trtentu
Sabar ya mas 😀
Sabar ya. Maafkanlah mereka karena mereka tidak tau apa yg mereka perbuat
Saya juga PNS, bu….memang benar adanya tulisan ibu di atas, terkadang PNS itu hanya dianggap sebelah mata sedangkan yg dikerjakan oleh PNS sangat memiliki tanggung jawab yg sangat besar dan pekerjaannya pun bukan atas nama pribadi melainkan atas nama negara, akan tetapi meskipun demikian saya tetap bangga menjadi PNS, karena dengan penghasilan yang pas2an kami selalu dicukupkan oleh Tuhan….terima kasih Kharina buat tulisan yang menjadi motivasi kami sebagai Abdi Negara.
Sami sami. Tetap semangat ya
mungkin sekarang jamannya : seneng liat orang susah dan susah liat orang seneng, berawal dari recruitmen pns yang susah ditembus kemudian mereka yang tersisih mulai mengkritik PNS dari A sampai z …. masih inget dulu ketika saya keterima jadi pns .. pertama-tama yang ditanyakan : bayar berapa dan lewat channel siapa …. hadeeew sedemikian buramkah potret pns ini
Yup miris ya
memang yang kinerjanya bagus seolah olah tenggelam karen banyak dari temen temen pns yang enggak bagus kinerjanya. dan akhirnya, masyarakat menilainya menjadi tidak bagus (bahasa jawanya: gebyah uyah)…itu yang terjadi di masyarakat..
Iya. Karena itu turut prihatin
saya PNS yg sebelumnya adalah buruh pabrik selama 10th.apabila di era pemerintahan ini dikatakan ada banyak penghematan seperti rapat tidak boleh dihotel, menu makanan harus yg hasil bumi indonesia, perjalanan dinas dipangkas habis-habisan…menurut saya amat sangat tidak masalah.karena menurut saya juga sangat tidak perlu jika rapat atau sosialisasi harus dilakukan di hotel berbintang.biasanya jika kita yg dari daerah diundang sosialisasi oleh pusat semisal setingkat provinsi, fasilitas kantor tingkat provinsi sudah layak untuk menjamu para undangan yang biasanya kebanyakan dari luar kota.demikian pula untuk snacknya.sering saya ada undangan rapat di hotel berbintang snacknya kalo orang jawa bilang jemblem,sebangsa singkong diparut kemudian diisi gula merah.tapi tentu saja jemblem yang dibeli di pasar dg yg sudah masuk hotel harganya sdh sangat beda jauh.nah…kalo untuk sppd,tdk masalah juga jika harus ada pengurangan disana sini.yang jadi catatan,jangan paksa kami untuk meyetorkan “susugadis” (sumbangan sukarela gara-gara disposisi).jadi bagi kami, tidak ada masalah jika perubahan di pemerintahan sekarang dikatakan sebagai kebijakan.ada sisi positifnya juga.
10 tahun saya kerja di perusahaan swasta yg tergolong besar,memang segala sesuatunya diperhitungkan dengan uang.lembur yang hanya 1 jam saja perhitungannya menjadi 1,5jam di jam pertama dan 2 jam tiap 1 jam berikutnya.standard gaji minimum juga cukup memperhitungkan dengan harga pasar.tapi…kerja dengan target dan under presure tidaklah mudah.jadi wajar saja jika gaji karyawan swasta dikatakan lebih besar drpd negri dengan basic pendidikan yang sama.
ya…sawang sinawang lah.tidak perlu kita ribut ribut. yg sawsta me-bully yang negri, yang negri pun mencemooh yang swasta.
mari kita ciptakan kedamaian di lingkungan kita.bukankah kakak,adik,sahabat bahkan orang tua kita masing masing juga ada yg swasta dan negri?apakah kita juga akan memusuhi mereka?membully mereka?
Like this
PNS adalah motor penggerak pemerintahan. Heran ada saja yg selalu sinis thd PNS
Maafin mereka ya mas
Standar biaya sudah cukup. Kalau masih mau hemat, ubah saja standar biayanya, diperkecil. Yang diurus yang printilan dulu, substansi diabaikan. Atau kalau mau di-challenge, salah satu syarat K/L dapat remun adalah LK-nya WTP. Katanya, Kemenpan LK-nya belum WTP tapi sudah dapat remun. Tanya kenapa? 😀
Bangeetttttt……super mantaaapppp. Ada apa dengan Indonesia?? Ada pa dengan PNS?? Ada apa dengan kebijakan??? PNS juga manusia…..butuh semua yg membuat nyaman juga untuk keluarga
Ya karena banyak yg belum tau, bagaimana kerja sebagai pns. Tetap semangat ya
Pns, polisi perawat,dokter adalah ujung tombak pemerintah yg bersinggungan langsung dg rakyat. Dg pnslah pemerintah berdiri menyentuh rakyat. Blh dianalogikan pns adl kaki pemerintah. Fenomena skrg ini yg terlihat adl pemerintah berusaha merapuhkan kaki2 mereka sendiri. Kaki rapuh badan bs ambruk…
Sabar ya mbak. Doa saya selalu.
“Mustinya dibuat saja batasan batasan harga pesawat yang boleh, batasan batasan harga hotel yang boleh, dll. Dibuat detail. Dan kadang kadaang harga tiket Garuda dan yang lain sama kok”
Dear mbak kharina , FYI untuk hal tsb sudah dilakukan untuk PNS dengan sistem lumpsum juga… namanya SBU (standar biaya umum) bahwa ada ukuran2 sampai harga terdetail dari daerah A sampai daerah B berapa biaya tiketnya… kemudian standar biaya hotel berapa, taxi berapa, dll.. SBU diupdate terus per tahun… dan lumpsum artinya dibayarkan sesuai dengan tiket atau kuitansi yang tertera meskipun anggarannya kadang melebihi 🙂
untuk info SBU bisa mbak kharina download di google… 🙂 …
Thank you infonya. Maaf saya yg belum up date ya.
Bener banget, diinstansi kami sudah ada batasan2 yg jelas tentang itu mbak. Dr 7 tahun yg lalu semenjak saya jd pns peraturan itu sdh ada. Kalo dana yg kita keluarkan lebih dr itu ya kita hrs nombok, sebaliknya kalo dananya tdk habis, ya dibalikin ke negara. Kalo pimpinan kami 2 thn yg lalu sempat mengganti kebijakan bahwa pesawat hrs garuda kecuali tdk memungkinkan, alasanya bkn sekedar kenyamanan ato keren2an tp untuk meminimalisir oknum pns curang yg menaikkan harga tiket, krn kalo garuda yg saya tau ga bs pake tiket bodong trus kebenaran tiket bisa ditelusuri langsung ke garuda. Itu salah satu contoh kalo pns ga seenaknya ngabisi uang negara. saya jd sdh pernah merasakan dinas utk training 5 hari dijakarta (senin-jumat), saya hrs dtg dihari minggu, krn senin jam 8 pagi tdk boleh terlambat di acara, dihari jumatnya bru boleh meninggalkan acara jam 4 sore, tp jatah hotel saya hanya boleh 4 malam (pdhl saya harus nginep 5 malam), jatah hotel saya 600rb/malam, tp saya menginap di harga 400/mlm, berhubung itu hotel terdekat, hrsnya kalo ditotal msh cukup untuk saya nginep 5 malam, tp krn sdh ada peraturannya ya terpaksa saya hars nombok untuk 1 mlm biaya hotel & sisa uang negara yg tdk saya pake ya dibalikin kenegara.
Begitulah kenangan terindahnya hahaaa…
Terlepas dr itu, terimakasih buat penulis, terharu bgt baca tulisannya. Rasa capek Siang malam ngurusin kerjaan diakhir tahun ini mendadak berkurang, hehehee…
Ya…siang malam, sepertinya lebay, tp kenyataannya begitu, panjang kalo mau dijelasin. Intinya kami hrs menyelesaikan pekerjaan tahun ini yg tidak boleh nyebrang alias ga boleh dikerjakan ditahun depan (pdhl kerjaan itu blm selesai bkn krn kemalasan kami, tp byk faktor dilapangan yg tdk terduga), km jg sdh hrs membuat realisasi & evaluasi kegiatan tahun berjalan plus rencana kebutuhan & kegiatan tahun depan, semuanya ujung2nya terkait dengan anggaran. Lagi2 krn ini uang negara, hrs jelas perencanaan & realisasinya, auditor dr inspektorat & BPK sdh memberikan jadwal untuk berkunjung di awal tahun, jd data sdh hrs lengkap.
7 tahun ini blm pernah saya bs merasakan cuti diakhir atopun diawal tahun, krn tidak diizinkan keadaan 😀 sehingga atasanpun jd ikut2an tdk mengizinkan.
Doakan saja kami, semoga pns yg selama ini sdh bekerja dg baik tetep semangat bekerja dengan baik & yg belum bekerja maksimal semoga jadi lebih baik sehingga kami merasa pantas untuk menerima gaji/tunjangan karena kami sdh bekerja bukan hanya sekedar krn kami sdh punya SK sbg PNS
Aamiin. Tetap semangat ya.
Terimakasih artikelnya membuat saya semangat..ternyata masih ada yang mengharagai kinerja PNS..saya seorang PNS yg awal mulanya kepingin coba-coba ikut seleksi krn pengen tau prosesnya dan Puji Tuhan diterima,sebelumnya saya bekerja di perusahaan BUMN Konstruksi sebagai karyawan kontrak dg janji2 manis..setelah jadi PNS berharap bisa punya waktu luang untuk mencari tambahan dg usaha setelah jam pulang kantor, ternyata harapan saya beda dg kenyataan dimana di kantor sy sangat sibuk bahkan bisa dibilang (maaf) kentut pun ga sempat…saya sangat teraprediasi dg tulisan mbak Kharinadhewayani yang sangat memotivasi saya untuk lebih baik lg melayani masyarakat..semoga banyak lagi yg seperti mbak Kharina…terimaksih mbak semoga mbak sehat selalu..God Bless U
God Bless You too
Tapi tapi.. aku vote kalo PNS harus naik garuda!
Bukan karena garuda mahal, tapi garuda itu maskapai (BUMN) Indonesia.
Biar mahal, kalo uang muternya di Indonesia juga kan buat Indonesia juga, artinya APBN itu ga lari kemana-mana tapi ya tetep ke dalem negeri.
Iya ya
iya iya.
Saya juga seorang PNS kementerian pusat. Sata dinas di denpasar, bisa dibayangkan brp biaya hidup disini dgn gaji golongan II.Sementara gaji sama dengan yg di jawa. Saya seringkali harus plg lebih dr jam kerja tanpa ada uang lembur. Tunjangan kinerja pun blm kami terima. Jd tlg jgn dilihat PNS yg santai, lihat kami yg msh muda, idealis, dan bekerja dg jujur. Saya pun suka kesal jika ada rekan yg santai2. Utk perjadin, kami sdh dibayarkan sesuai yg tertera di bukti pembayaran mb.
Bayangin aja kalo ga ada pemerintahan,ga da PNS, ga ada dinas2 yg urusi ini itu,,,anak2 kita sekolah siapa yg urus ga ada dinas pendidikan, ga ada dinas perdagangan,orang bebas nentukan harga semau2 nya,,,dll,,,,kasian PNS dicinta tapi dibenci gara2 bnyk kelakuan PNS yg ga bener,,pdhl kalo masalah kelakuan di swasta jg bnyk yg ga bener,,,,,harusnya sejaterahkan dulu PNS itu dgn sebagaimana mestinya dan kalau ada yg macam2 pecat !!! Gitu aja kok repot. Ga usah buat kebijakan yg. tujuannya nyari perhatian publik dengan. cara menekan sekelompok orang tertentu (PNS) . Gw sendiri pegawai swasta pengen sejahtera pastinya…demikian juga PNS.
Iya setuju
Saya pns dan bangga kerja keluar masuk hutan, dgn biaya hidup yg lebih tinggi dari jakarta, kita bahkan udah “diikat” ga bisa pindah dalam waktu tertentu, mau pulang ke jawa nabung cynnn…. kurang aederhana apa lagi…apa yg ngomong itu mau ya mbak kerja di lapangan yg tiap saat siap mati hehehe
alhamdulillah sy ktrima dikota sndiri. apapun rasanya y disukuri aja… yg penting kita sdh kerja dg baik, bahkan kadang mlebihi tupoksi.
wong kerjo iku sawang sinawang
Selamat ya mas. Selamat bekerja