Akhir tahun ini untuk saya agak sedikit berbeda. Kalau dulu saya membuat resolusi akhir tahun tanpa percaya bahwa apa yang saya niatkan akan terjadi (yup menurut saya apa yang saya resolusikan seringnya impossible – trus karena saya percaya itu impossible jadilah itu memang menjadi impossible hahahahahaha). Akhir tahun ini saya membuat resolusi dengan keyakinan saya percaya itu akan terjadi. Iya kalau saya enggak percaya gimana itu bisa terjadi?
Tahun 2014 merupakan perjalanan panjang dimana setiap harinya saya belajar dan dibukakan pintu hati saya. Dimana setiap harinya saya belajar untuk mencintai diri saya sendiri agar saya juga bisa mencintai orang lain (ya .. bagaimana saya mencintai orang lain kalau saya juga tidak bisa mencintai diri saya sendiri?). Saya belajar setiap harinya untuk mengucap syukur atas apapun yang saya dapatkan dan merasa berkelimpahan dengan apapun yang saya punyai saat ini.
Saya belajar untuk menerima kelemahan saya, saya belajar “it’s ok to be not ok”. Saya belajar untuk tidak apa apa kalau saya terlihat “lemah”. Saya belajar untuk tidak lagi memakai topeng – kalau saya perempuan kuat yang bisa melakukan segalanya”. Saya belajar untuk tidak lagi menjadi “victim” atas kejadian kejadian yang terjadi pada saya dan saya “anggap” menyakiti hati saya. Saya belajar untuk bertanggungjawab atas diri saya dan tidak menyalahkan orang lain atas apapun yang saya alami.
Apakah tahun 2014 saya tidak mempunyai masalah? Ya pastilah ada namanya manusia, saya juga mengalami kesedihan, kekecewaan, breakdown, merasa gagal etc. Masih sering merasa victim, masih sering merasa menjadi manusia paling menderita sedunia. Masih sering marah marah marah apabila saya merasakan ketakutan yang luar biasa. Masih sering segan untuk minta tolong. Masih sering merasa direject, kalau ada orang yang menolak membantu saya. Ya saya masih sering merasakan itu. Bedanya, biasanya selang beberapa menit atau selang beberapa hari (enggak pernah lama deh), saya menyadarinya.
Dan beruntung nya saya, selama proses pembelajaran saya ini, saya bertemu orang orang yang luar biasa yang banyak membantu saya. Orang orang yang membuat saya menyadari bahwa saya berharga. Orang orang yang mengingatkan saya , kalau saya saya sudah mulai terlalu keras sama diri saya, atau kalau saya terlalu sering memukuli diri saya. Orang orang yang mengajari saya untuk menghargai apapun hasil yang saya peroleh. Karena result tidak menunjukkan siapa saya, hanya memberitahu saya, bahwa yang saya lakukan ada yang kurang efektif. Jadi kalau gagal, saya semestinya berhenti sebentar kemudian mulai lagi dengan cara yang berbeda. Kalau kembali tidak berhasil dan saya merasakan kecapean, ya mungkin itu bukan yang terbaik untuk saya. Itu saja. Dan beruntungnya saya lagi, saya bertemu orang yang tidak pernah lelah untuk “menjewer” saya kalau saya sudah melakukan hal hal yang tidak efektif, orang yang saya percaya apapun yang saya lakukan dan tidak akan pernah membiarkan saya breakdown sendirian.
Selain itu saya juga banyak dikejutkan dengan keajaiban keajaiban yang dahulunya saya yakin tidak pernah merasa bisa terjadi pada saya. Kata orang yang terdekat dengan saya, itu karena saya sekarang melihat dari kacamata yang berbeda. Saya sudah bisa mensyukuri apapun yang terjadi pada saya. Tidak lagi berprasangka negatif, tidak memikirkan apa apa. Karena itu terlihat bahwa itu adalah keajaiban keajaiban yang sebelumnya tidak saya terima, padahal sebelumnya mungkin pernah saya terima tapi ternyata tidak saya syukuri keberadaannya.
Dan resolusi saya ditahun 2015? Uhm ada setumpuk daftar panjang yang ingin saya capai, yang saya tuliskan untuk tahun 2015. Dan salah satunya adalah (seperti yang sering disarankan oleh orang yang terdekat dengan saya) saya pingin jadi berkat buat keluarga saya, orang orang yang terdekat dengan saya, orang orang yang ada disekitar saya dan orang orang yang memerlukan saya. Aamiin