Hari ini 1 Oktober – adalah hari kesaktian Pancasila. Mungkin anak anak sekolah sekarang kalau ditanya isi Pancasila pada enggak ingat lagi 🙂 Saya sendiri tadi pagi ketika mencoba mengingat ingat isi Pancasila agak lupa di sila ke 5 hahahahhahha. Untung enggak lama ingat kembali.
Ketika saya mengingat Sila ke 2 – Kemanusiaan yang adil dan beradap —– saya kembali teringat akan asap di sumatera dan kalimantan. Apakah cukup adil dan beradap terhadap orang orang yang ada di sana?
Atau Sila ke 5 – Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia —- cukup adilkah apa yang mereka terima sekarang? Ketika saya, anda pura pura tidak melihat apa yang mereka alami saat ini.
Dan kalau ke duanya jawaban nya TIDAK ….. lalu apa saktinya Pancasila itu?
Lalu apa gunanya peringatan hari kesaktian Pancasila itu? Cuman sekedar perayaan – tanpa arti – hanya kewajiban apel di kantor atau disekolah?
Saya yakin, ketika para sesepuh kita membuat Pancasila dengan ke 5 Sila nya – yang ada dibenak mereka adalah gambaran di masa depan – agar pemerintah dan warga negara Indonesia – bisa menjalankan hidupnya di negara tercinta ini dengan berlandaskan sila sila ini.
Mulai dari setiap waraga negara diharapkan percaya akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, setiap warga memperlakukan sesamanya adil dan beradap – bukan dengan kata kata kasar atau tidak senonoh – bukan memaki maki seperti yang dilakukan hatters , tetap bersatu walaupun berbeda beda baik suku, agama, ras dan golongan, mengambil keputusan lewat musyawarah dan mufakat dan tidak ada lagi ketimpangan sosial antara warga negara.
Dan lihat apa yang terjadi di Indonesia sekarang? Ketika menghormati agama orang lain – sering dianggap kafir, menyatakan ucapan selamat atas peringatan agama yang berbeda – dicemooh.
Ada etnis tertentu yang memimpin – langsung di perolok asal muasalmya – dipertanyakan nasionalitas nya – padahal sudah jelas nenek moyang nya hidup dan tinggal di Indonesia. Bukti apa lagi yang menyatakan dia adalah orang Indonesia – dan siapa yang sebenarnya yang bisa di cap punya nasionalisme? Apakah indikatornya nama yang ada di ktp mereka? Etnis yang melekat didarah mereka? Atau apa yang mereka lakukan untuk bangsa ini, yang mereka lakukan demi negara ini?
Ada yang tidak sesuai – langsung diucapkan dengan kata kata yang tidak pantas dan diumbar di media sosial yang bisa dibaca siapa saja. Seenaknya memaki maki orang lain karena pekerjaan nya yang artis – padahal belum tentu juga apa yang terlihat memang begitu, atau apa yang dibicarakan memang begitu. Terus kalaulah semua benar – apa hak mereka untuk memaki maki orang lain?
Ada orang yang terkena kasus, yang diobrak abrik adalah keluarganya mulai dari pasangan suami/istrinya, anak anaknya bahkan orang tuanya, padahal mereka mungkin tidak mengetahui apa apa, dan tanpa perasaan mengejar ngerjar dan berusaha mengambil foto dari mereka. Buat apa? Yang terkena kasus kan bukan mereka.
Hari ini tanggal 1 Oktober – Hari Kesaktian Pancasila.
Selain dengan melakukan upacara dan mengibarkan bendera – mari kita tanyakan hati nurani kita sendiri – benarkan Pancasila itu masih sakti? Kalau tidak apa yang bisa saya dan kita semua lakukan sehingga perjuangan pendiri negara ini tidak sia sia.
Salam