Penting – Tidak Penting (Bukan Perduli/ Tidak Perduli)

Belakangan ini saya mencoba ke komunitas saya yang lama, setelah berapa lama saya ngambek yang cukup akut. Hahahahhahahhaaa (I told you that I am kind of drama queen, before … right? Hahahaha). Tapi bukan soal ngambeknya saya yang akan saya tuliskan di sini. Tapi tentang komitmen, prioritas, keperdulian.

Sejak beberapa tahun yang lalu, saya banyak dikelilingi oleh kata – kata penting atau tidak penting. Karena umumnya manusia, ya setidaknya saya deh, pasti akan rela melakukan apa saja kalau saya anggap itu penting. Contoh kecil, karena lulus ujian penting banget buat saya, karena kalau tidak kelulusan saya akan tertunda, maka saya akan belajar gila – gilaan, saya bisa tidak tidur semalaman dan besoknya ketika ujian tidak mengantuk, saya bisa memindahkan segala jadwal saya  (yang kalau itu diminta mama saya atau orang yang dekat dengan saya, pasti tanpa mikir saya akan bilang  tidak bisa), saya secara cepat bisa mengingat semua titik koma di buku catatan, intinya saya tiba- tiba bisa meng “handle” segalanya, yang biasanya saya katakan tidak bisa.

Asumsi saya, semua pasti pernah mengalami apa yang saya ceritakan, mungkin beda cerita tapi intisari nya sama. Iya kan? Itu semua didorong oleh sesuatu yang saya atau anda anggap penting. Dan penting atau tidak penting nya sesuatu, ya berbeda bedalah untuk setiap orang. Buat saya penting, belum tentu buat orang lain. Tergantung situasi kondisi dan skala prioritas masing masing.

Dan itu sebenarnya tidak berarti, sesuatu yang tidak (or belum) saya atau yang lainnya anggap penting, berarti tidak sayaor orang lain perdulikan. Ya saya perdulikan, saya perhatikan, tapi saya belum bisa menjadikan itu penting, karena ada yang saya prioritaskan. Dan saya tidak merasa saya akan menjadi buruk kalau saya mengatakan secara jujur kalau sesuatu tidak penting.

Perduli atau tidak perduli, menurut pandangan saya tidak ada hubungannya dengan penting atau tidak penting sesuatu untuk saya. Tidak (or belum penting) buat saya saat ini bukan berarti tidak saya perdulikan.

Contohnya seperti ketika saya punya uang 50 ribu, dan saya harus membayar listrik karena listrik di rumah saya akan habis nilai vouchernya, dan kalau listrik itu mati, saya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan yang esok hari adalah datelinenya. Sementara, ada tiba – tiba teman saya yang meminta sumbangan utk acara sosial. Tentulah karena beli voucher listrik itu penting untuk saya, maka saya tidak akan menyumbang ke acara sosial tersebut. Apakah berarti saya tidak perduli, karena saya bilang acara sosial itu belum penting untuk saya dibandig voucher listrik saya? Apakah saya menjadi orang yang tidak baik (red: tidak bermoral), karena mementingkan listrik rumah  saya daripada membantu orang lain?  Ya tidaklah. (Kalaupun itu dianggap buruk, tidak bermoral, saya bisa bilang apa hahahahhahahaha).

Karena itu saya gagal mengerti, orang – orang di komunitas saya kemudian marah kepada saya ketika saya bilang misalnya “berarti kegiatan A belum penting buat kamu. ” Atau saya bilang “berarti saya belum penting buat kamu” — ketika mereka melupakan janji mereka dengan saya.

Dan biasanya ke emosian nya itu menurut asumsi saya yang pernah mengalami hal yang sama karena takut banget kalau jujur mengatakan tidak/belum penting, nanti orang – orang akan menganggap saya bukan manusia yang bermoral, bukan manusia yang baik, tidak perdulian. Hahahahahhaaa. Padahal sebenarnya enggak ada hubungan nya kan?

Padahal, kalau kejujuran itu dikatakan mungkin pandangan orang lain kepada dirinya juga berbeda. Mungkin orang lain, lingkungan nya akan mencari seseorang yang bisa melakukan, atau mengganti jadwal, mengganti kegiatan dan bukan malah jadi kecewa – sakit hati, baper karena detik detik terakhir sesuatu yang dipandang penting oleh orang lain, tidak terjadi, karena saya.

Di lain sisi juga, ketika ada yang berjanji dengan saya, atau tidak melakukan apa yang sudah menjadi komitmen, saya juga mulai berusaha untuk tidak emosi dan menjadi drama queen (ya agak turun sedikit menjadi drama princess setidaknya hahahahhaa), karena mungkin janji atau komitmen saya dan orang tersebut, belum menjadi penting karena ada hal – hal yang menurut kriterianya, situasi dan kondisinya. Bukan berarti orang tersebut tidak perduli dengan saya atau berusaha membuat kecewa saya. 🙂

Moga – moga penjelasan saya bisa membantu untuk organisasi atau pasangan atau keluarga yang akan membuat goal atau kegiatan, coba satukan dulu pendapat seluruh anggota yang terkait dengan goal atau kegiatan ini. Apakah mereka menganggap ini penting. Kalau mereka belum mengganggap ini penting, ya tidak mungkin mereka akan mau melakukan tugasnya 100%, secara maksimal. Samakan dulu standardnya tentang sesuatu.

Tetapi juga ketika organisasi, pasangan, menanyakan pendapat, tentang rencana, kegiatan, yang mereka akan buat, berilah jawaban dengan jujur, jangan diam atau mengiyakan semuanya. Kalau masih bisa bernegosiasi, negosiasialah , siapa tau jadwal, rencana atau kegiatan nya justru bisa dirubah.Kalau tidak bisa, mulailah untuk membuat rencana, kegiatan itu menjadi penting untuk kita (misalnya kalau tidak dilakukan maka saya akan dipecat, pasangan akan meninggalkan saya, etc).

Sekali lagi apabila sesuatu belum or tidak penting, bukan berarti saya or anda tidak perduli atau mahluk Tuhan yang paling tidak bermoral hahahaaahaa.

Note : saya masih belajar untuk melakukan hal – hal yang saya sarankan di ataas walaupun terkadang banyak orang menjadi super sebel sama saya :). Tapi setidaknya jumlah orang yang kecewa atau malah menjadi tidak percaya dengan saya tidak bertambah karena.  Mau belajar bersama saya? Hayuuuukkkkk

Salam

 

About kharinadhewayani

I am just an ordinary woman who wants to share her mind and her dreams to the world.
This entry was posted in jujur, komitmen, penting or tidak penting, orang baik, kejujuran, maaf, Uncategorized and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to Penting – Tidak Penting (Bukan Perduli/ Tidak Perduli)

  1. ikoerba says:

    Memang begitu sih Kak, penting buat kita belum tentu penting buat orang lain, demikian sebaliknya. Tapi dalam organisasi harusnya ada komitmen untuk kepentingan yang sama, penting buat organisasi lebih penting daripada penting buat individu atau sekelompok kecil orang dalam organisasi itu, sekedar pendapat saya sih.

    trus kalo mau ikut belajar sama kakak dimana kak? 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s