Mungkin saya salah satu orang yang paling beruntung di dunia, karena saya dibesarkan oleh dua orang ibu. Satu adalah ibu yang melahirkan saya dan salah satunya lagi adalah kakak kandung saya. Keduanya mempunyai shio yang sama, keduanya sama sama cantik dan kadang hampir mirip (walaupun keduanya selalu menolak kenyataan ini), dan kata orang yang bisa membaca kehidupan sebelumnya, keduanya juga selalu lahir sebagai ibu dan anak (entahlah kebenarannya).
Ibu yang pertama sekali dekat dengan saya itu ya kakak saya. Sewaktu kecil, kalau pergi bersama kakak, beliau akan memegang erat tangan saya – mungkin karena takut saya hilang ya hahahhaahaha. Kakak juga yang selalu melindungi saya kalau ada yang mengganggu saya. Atau memaksa teman2x nya untuk mengikuti keinginan saya kalau bermain apapun, biar saya enggak ngambek. Iya …. dari kecil saya sering banget ngambek (shame on me hahhahahahaa).
Saya ingat sewaktu saya kecil, kalau disuruh mama ke pasar, pasti saya yang paling ribut minta ke kakak untuk beli kue atau majalah anak2x duluan sebelum belanja. Kalau enggak saya akan ngambek. Kemudian, pulang nya – saya juga akan memaksa kakak saya untuk segera membacakan majalah untuk saya. Jadi jangan heran – walaupun kakak saya sudah bisa membaca di umur 4 tahun, saya sendiri baru bisa membaca ketika masuk SD kelas satu di umur 6 tahun. Alasan saya – kan ada kakak yang bisa baca, jadi kenapa saya harus bisa baca. Hahahahahaha.
Kakak saya yang pertama kali mengajarkan saya merawat diri saya (mulai ngajarin pakai body lotion, merawat wajah etc), kakak juga yang biasanya akan duluan merasa kalau ada apa- apa dengan saya. Kakak – yang biasanya akan meyakinkan saya kalau saya bisa menyelesaikan apapun masalah saya. Bahkan saat ini, kakak saya yang paling khawatir dengan kesendirian saya. Beliau yang paling sibuk mencari cara agar saya mendapatkan pendamping. Selain itu, kalau misalnya di luar orang – orang taunya saya mandiri banget – tapi saya itu orang yang paling manja menurut versi kakak saya. hahahhahahahha. I am always her “adek” (she call me adek – little sister …. so that is the reason everybody who close with me usualy call me adek, eventhough I am not the little one in my family ).
Sedangkan mama? Saya dekat dengan mama mungkin baru beberapa tahun belakangan ini, ketika saya mulai bisa melihat apapun dari sudut pandang mama. Saya baru menyadari – kalau beliau sayang banget sama saya – buktinya waktu saya – TK – pertama kali bersekolah, saya tidak mau ditinggal pulang mama selama satu minggu. Jadilah mama harus menunggui saya seminggu penuh di sekolah. Padahal setelahnya beliau harus masak untuk makan siang. Yup ….. saya memang menyebalkan sekali sewaktu kecil. hahahhahahaha
Saya juga baru menyadari bagaimana beratnya sebenarnya beliau harus hidup jauh dari keluarga dan teman – temannya, di tempat baru (belum ada handphone, apalagi WA), dan sebagai ibu muda harus sendirian mengurus anak anak nya, karena papa bekerja sebagai pelaut yang pulang 6 bulan sekali. Wajarlah kalau beliau tidak mungkin memperhatikan saya terus – terusan. Apalagi saya sebenarnya bukanlah anak yang perlu dikhawatirkan seperti kakak saya yang punya penyakit asma atau adik adik saya yang masih kecil.
Saya tidak tau berapa banyaknya saya sering menyakiti mama, karena kekesalan saya kepada beliau. Saya tidak tau berapa banyak saya mengecewakan beliau. Yang saya tau, apapun perlakuan saya terhadap beliau, mama tidak pernah meninggalkan saya. Mama selalu ada untuk saya.
Hubungan saya dengan mama sekarang makin baik, apalagi dari anak anak mama, yang belum berkeluarga atau memiliki anak, hanya saya saja. Jadi lah saya sering berduaan bersama beliau. Kadang kami makan berdua atau bersama cucu – cucunya kami pergi ke toko buku atau ke Mall atau liburan bareng. Terus terang, saya melihat mama seperti seorang ibu untuk pertama kali, justru ketika beliau mengurus cucunya yang pertama. Kesayangan nya. Permata hatinya. Walaupun bukan berarti cucu cucu yang lain tidak disayang, tapi karena cucu pertama nya jauh berbeda umurnya dengan cucu – cucu selanjutnya, dan juga karena banyak “jatuh bangun” ketika mengurus cucu pertama ini (dari mulai speech delay, dibullly teman2x nya dll). Mama jadi benar – benar seperti ibu yang kuat dan powerful yang bisa melakukan apapun untuk anaknya. Dan itu yang membuat saya makin mencintai beliau.
Sekarang, saya sudah mulai bisa menceritakan masalah saya ke mama. Masalah di kantor, masalah saya dengan teman saya. Saya justru merindukan mama kalau saya mempunyai masalah di kantor atau ada gosip gosip tentang teman2x saya. hahahahaha Mungkin yang saat ini belum bisa saya ceritakan ke beliau adalah masalah hubungan saya dengan pria walaupun belakangan ini beliau mulai merasakan kegelisahan saya – jadilah by surprise untuk pertama kalinya minggu lalu atau 2 minggu lalu, mama mengatakan “tenang, Tuhan sudah mengatur jodoh setiap orang, jadi jangan khawatir.” Dan itu membuat saya seperti legaaaaa banget. Hahahahahahhaa
Selain itu seperti yang lain juga, tentu saja saya masih sering berantem dengan kakak dan ibu saya. hahahahahahaahha. Walaupun sampai detik ini, tidak pernah juga saya tidak berbicara dengan mereka karena kami berantem. Bedanya, saya tidak lagi memasukkan itu kedalam hati dan memendamnya berlama – lama.
Dan seperti layaknya hubungan dengan yang lain, tentu juga saya masih merasa sebel buaaaanget ke mereka atau mereka sebel banget dengan saya. Hahahahhaa. Apalagi kalau keduanya sudah mulai sibuk ikut campur dengan kehidupan pribadi saya. Misalnya menanyakan jam berapa saya pulang di malam hari (karena menurut saya – udah seumuran begini …. mosok masih ada jam malam untuk saya hahahahahahaa). Atau ketika kakak saya yang heboh meminta saya membawa laki – laki yang sedang pdkt ke saya ke rumah (lah …. saya merasa kan belum tentu juga dia nanti jadi suami saya, untuk apa dibawa bawa dulu … hahahahhaa).
Tapi dari semua itu ….. iya saya cinta banget dengan mereka berdua. Saya hormat kepada mereka. Saya berusaha untuk tidak mengecewakan mereka, and do my best for them (walaupun saya tau, mereka tidak mengharapkan itu, mereka hanya pingin saya bahagia). Hubungan kami mungkin bukan hubungan sempurna seperti di pilem – pilem hahahaahaahaa, tapi cukup sempurna untuk kami.
Hari ibu ini, seolah olah saya kembali diingatkan, betapa beruntungnya saya, yang mempunyai 2 ibu yang saling melengkapi kebutuhan saya , yang membuat saya menjadi seperti sekarang ini. Tuhan memang selalu adil kepada saya ya. Bagaimana dengan anda? Apa arti ibu untuk anda? Bagaimana hubungan kalian? Satu saran saya, kalau merasa ibu menyakiti anda, percayalah beliau tidak pernah bermaksud untuk menyakiti anda. Mungkin beliau hanya berpikir, kalau apa yang dipilihnya adalah yang terbaik untuk anaknya, walaupun mungkin sebenarnya tidak. Jadi maafkanlah beliau.
“Selamat hari ibu untuk ibu – ibu hebat Indonesia. “.