Mari warnai anak dengan cinta

Salah satu yang sering sekali saya temukan ketika menjadi volunter di salah satu training di Jakarta, adalah cerita tentang masa kecil yang kelam, yang terjadi pada anak dan dilakukan umumnya oleh orang tua, maupun keluarga terdekat yang kemudian terbawa sampai dewasa. Tidak jarang luka – luka masa kecil ini lah yang menyebabkan seseorang bersikap tertentu terhadap orang lain atau terhadap suatu  kejadian.

Tidak menjadi masalah kalau hasil dari luka masa lalu tersebut menjadi kan seseorang bersikap positif atau berubah ke arah positif, yang menjadi masalahnya luka masa kecil tersebut sering sekali menghasilkan sikap atau perubahan ke arah negatif.

Dan parahnya kejadian – kejadian ini dan perubahan – perubahan negatif ini sering banget tidak disadari oleh orang tua. Malah tidak jarang juga, orang tua semakin marah kepada anak karena perbuatan yang mereka lakukan (padahal itu adalah akibat dari apa yang mereka lakukan sebelumnya).

Misalnya pemukulan yang dilakukan oleh orang tua yang dilakukan secara brutal sampai menyebabkan luka, atau penguncian anak di ruang tertutup dan sebagainya. Si anak mungkin sampai saat dewasanya akan merasa trauma terhadap ruangan tertutup, menjadi pembohong agar disukai oleh orang lain, tidak bertanggungjawab terhadap kesalahannya dst. Bahkan perubahan menyukai sesama jenis, karena pelecehan yang dilakukan oleh orang tua atau orang terdekatnya yang sama jenisnya, sewaktu kecil yang  tidak berani diceritakan karena takut dimarahi kalau menceritakan kejadian tersebut.

Sering sekali saya tidak bisa menahan air mata dan ikut merasakan sakit yang sama ketika mereka menceritakan masa lalunya. Terbayang, si anak kecil yang bagai kertas putih ini diwarnai dengan warna – warna kelam, dan anak – anak ini tidak tau harus bagaimana, tidak tau harus melakukan apa, dan tidak bisa bilang tidak atau lari. Mereka hanya bisa menerima dan menerima dan melakukan apapun yang bisa mereka lakukan agar tetap bertahan. Termasuk dengan berbohong, pura – pura kuat, bahkan sampai pada tahap mematikan apapun rasa yang ada di mereka.

Saya pernah juga bertemu dengan seseorang yang berwajah ganteng luar biasa dan pintar sekali, yang tidak punya rasa percaya diri sama sekali, bahkan sudah dalam tahap minder. Sampai mungkin berjuta orang yang bilang, dia ganteng, dia tidak percaya sama sekali. Dan tidak pernah percaya diri untuk melakukan apapun karena merasa dia tidak cukup baik untuk apapun. Dan karena itu, bahkan untuk seumuran hampir 30 an juga tidak pernah berani untuk mandiri, atau mengetahui yang dia lakukan.

Kenapa? Karena dari kecil orang tuanya terutama ibunya selalu mengatakan bahwa kakaknya jauh lebih baik dari dia, dan dia adalah anak yang tidak bisa apapun berulang – ulang tidak perduli walaupun sebenarnya sang anak pernah mempunyai prestasi sendiri. Sedih banget kan?

Sedih sekali juga ketika mengetahui mereka yang sering dicap orang – orang sombong, tidak punya hati, pemalas, pemalu atau apapun itu dahulunya adalah anak – anak lucu yang lugu yang mendambakan kasih sayang orang tua dan orang – orang dewasa di sekitarnya.

Saya mengerti juga, banyak orang tua yang tidak tau sebenarnya apa yang mereka lakukan terhadap anaknya. Banyak orang tua yang tidak bermaksud dan malah tidak berpikir bahwa apa yang mereka lakukan akan berdampak sebegitu besarnya terhadap anaknya. Tidak ada sekolah terbaik yang mengajarkan bagaimana menjadi ayah dan ibu yang baik. Tidak ada buku yang bagus banget yang mengajarkan bagaimana menjadi ayah dan ibu yang sempurna.

Tetapi saya yakin juga kalau setiap orang tua, jauh didalam hatinya ingin agar anaknya mendapatkan yang terbaik, menginginkan masa depan yang bagus dan cemerlang untuk setiap anaknya. Walaupun mungkin yang belum disadari oleh orang tua adalah “standard” baik menurut orang tua tidak sama dengan anak. Yang terbaik menurut orang tua, mungkin bukan yang terbaik yang dirasakan oleh anak – anaknya. Dan yang mungkin belum disadari oleh orang tua juga, setiap anak tetaplah manusia yang mempunyai perasaan dan bisa terluka juga.

Jadi kalau begitu, apa yang harus dilakukan? Ya, menurut saya setiap orang yang dewasa,  coba deh melihat kembali apa yang terjadi di masa lalu yang menyebabkan kepercayaan – kepercayaan negatif tentang diri sendiri, misalnya kalau minder, narsis, pemarah, pemalu etc (tanpa bermaksud mengiklan – kalau pingin banget untuk melihat ini, hubungin saya, nanti saya akan berikan data tentang training tersebut melalui jalur pribadi). Dan percayalah, apapun yang orang katakan tentang anda itu sebenarnya tidak penting, yang penting – apa yang anda katakan tentang diri anda sendiri. Plus, maafkanlah orang tua anda karena mereka tidak tau apa yang mereka lakukan.

Untuk orang tua atau mau menjadi orang tua, anak – anak sebenarnya butuh cinta dan perhatian dari anda. Mereka mahluk kecil yang paling mudah untuk meniru dan paling mudah untuk langsung menyimpan apapun yang mereka terima, dan itu efeknya bisa sampai ke masa depan mereka. Mereka tidak memerlukan orang tua yang sempurna, mereka hanya memerlukan orang tua yang mau menerima mereka apa adanya dan orang tua yang percaya bahwa mereka mampu mendapatkan apapun yang mereka inginkan.

Jangan membawa dan menimpakan kekesalan anda kepada anak, karena mereka tidak bisa melawan, jangan melampiaskan napsu amarah atau napsu apapun yang anda punya kepada anak anda, karena mereka bukan pemuas nafsu.  Jangan pernah menyamakan standard yang anda miliki kepada anak anda karena, anda dan anak anda adalah dua pribadi yang berbeda walaupun dialiri darah yang sama.

Salam

 

About kharinadhewayani

I am just an ordinary woman who wants to share her mind and her dreams to the world.
This entry was posted in Anak, bapak rumah tangga, ibu, kekerasan seksual, komitmen, penting or tidak penting, orang baik, kejujuran, laki laki, maaf, manusia, memaafkan, mendengar dengan hati, orang tua, pengalaman, masa lalu, cap buruk, label buruk, hambatan hidup, pria, sempurna, tidak sempurna, ucapan, Uncategorized and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s